Sistem Pendinginan pada Mesin

Posted by

 Motor bakar dalam operasionalnya menghasilkan panas  yang berasal  dari pembakaran bahan bakar dalam silinder. Panas yang dihasilkan tadi tidak dibuang akibatnya komponen mesin yang berhubungan dengan panas pembakaran akan mengalami kenaikan temperatur yang berlebihan dan merubah sifat-sifat serta bentuk dari komponen mesin tersebut. Sistem pendinginan  diperlukan untuk mencegah  terjadinya  perubahan  tersebut. Sistem pendinginan yang biasa digunakan pada motor bakar ada dua macam yaitu : (Maleev, 1982)

  • 1. Sistem Pendinginan Udara (Air Cooling System)
Pada Sistem pendinginan jenis udara, panas yang dihasilkan dari pembakaran  gas  dalam  ruang bakar dan  silinder  sebagian  dirambatkan keluar dengan  menggunakan  sirip-sirip  pendingin  yang dipasangkan  di bagian luar dari silinder dan ruang bakar. Panas yang dihasilkan ini selanjutnya diserap oleh udara luar yang memiliki temperatur yang jauh lebih rendah daripada temperatur pada sirip pendingin. Bagian mesin yang memiliki temperatur tinggi memiliki sirip pendinginan yang lebih panjang daripada   sirip   pendingin   yang   terdapat   di   sekitar   silinder   yang bertemperatur lebih rendah. Udara yang berfungsi menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus berbentuk aliran atau harus mengalir, hal ini dimaksudkan agar temperatur udara sekitar sirip lebih rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara baik. Untuk menciptakan keadaan  itu  maka  aliran  udara harus dibuat  dengan  jalan  menciptakan gerakan  relatif  antara sirip  dengan  udara.  Keadaan  ini dapat  ditempuh dengan cara menggerakkan sirip pendingin atau udaranya. Ada dua kemungkinan: apabila sirip pendingin yang digerakkan berarti mesinnya bergerak  seperti  mesin  -mesin  yang dipakai  pada  sepeda motor secara umum. Untuk mesin-mesin yang secara konstruksi diam/stasioner dan mesin-mesin yang penempatannya sedemikian rupa sehingga sulit untuk mendapatkan aliran udara, udara yang dibutuhkan diciptakan dengan cara dihembuskan  oleh  blower  yang  dihubungkan langsung  dengan poros engkol hasil putaran akibat langkah kerja siklus motor bakar. Penghembusan udara oleh blower hasil putaran poros engkol juga akan menciptakan   aliran   udara   yang  sebanding dengan   kecepatan  mesin sehingga   pendinginan   sempurna   dapat   terjadi   pada   mesin   tersebut. (Maleev, 1982)

  • 2. Sistem pendinginan Air (Water Cooling System)

Sistem pendinginan air panas yang berasal dari pembakaran gas dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin yang bersirkulasi melalui dinding silinder dan ruang bakar. Keadaan ini dapat terjadi karena  adanya  mantel air pendingin  (water jacket). Panas  yang diserap oleh air pendingin pada mantel-mantel air selanjutnya akan menaikkan temperatur air pendingin tersebut. Jika air pendingin itu tetap berada pada water jacket maka air itu cenderung akan mendidih dan menguap. Hal tersebut sangat merugikan, oleh karena itu untuk menghindarinya air tersebut disirkulasikan. Air yang memiliki temperatur yang masih dingin dialirkan mengganti air yang memiliki temperatur lebih panas dengan kata lain air yang lebih panas dialirkan keluar. (Maleev,
1982)

C.   Sirkulasi Pendingin Air
Sirkulasi Pendingin Air secara garis besar ada 2 macam, yaitu:
  • 1. Sirkulasi Alam (Natural Circulation)
Sistem pendinginan pada sirkulasi jenis ini, akan terjadi dengan sendirinya yang  diakibatkan perbedaan  berat  jenis  air  panas  dengan  yang  masih dingin, dimana air yang telah panas berat jenisnya lebih rendah daripada air yang masih dingin. Contohnya motor diesel selinder tunggal-horisontal berpendingin air. Pada saat air dalam tangki dipanaskan, maka air yang telah panas akan menempati bagian atas dari tangki dan mendesak air yang berada di atasnya segera mengalir ke pipa, air yang mengalir memasuki bagian bawah dari tangki dimana setelah dipanaskan air akan mengalir ke atas. (Maleev, 1982)

Air yang berada di dalam tangki pada mesin disamakan dengan air yang berada pada mantel-mantel air. Panas diambil dari panas hasil pembakaran di dalam silinder. Radiator dipakai untuk mengubah temperatur air pendingin yang panas menjadi lebih dingin, maka sebagai pembuang panas air yang berada di dalam mantel-mantel air dipanaskan oleh hasil pembakaran di dalam ruang bakar dan silinder sehingga air tadi akan menyerap panas dan temperaturnya akan naik mengakibatkan turunnya berat jenis sehingga air tadi akan didesak ke atas oleh air yang masih dingin dari radiator. Air yang panas akan mengalir dengan sendirinya ke bagian atas radiator dimana selanjutnya temperaturnya akan turun karena telah dibuang sebagian oleh radiator. Pada saat yang bersamaan dengan turunnya air pada radiator juga terjadi pembuangan panas yang besar sehingga mempercepat turunnya air pada radiator. Turunnya air akan mendesak air yang telah panas dari mesin keradiator bagian atas.

  • 2. Sirkulasi dengan tekanan
Sirkulasi jenis ini hampir sama dengan sirkulasi jenis aliran hanya saja pada sirkulasi ini ditambahkan tekanan untuk mempercepat terjadinya sirkulasi air pendingin, pada sistem ini ditambahkan pompa air. Pompa air ini  ada  yang  ditempatkan  pada  saluran  antara  radiator  dengan  mesin dimana air yang mengalir ke mesin ditekan oleh pompa, ada juga yang ditempatkan pada saluran antara mesin dengan radiator.

Sirkulasi jenis ini banyak digunakan pada mesin-mesin mobil karena dapat berlangsung dengan sempurna dan air yang berada di dalam mantel-mantel air tetap dalam keadaan penuh tanpa ada gelembung udara. Pada sirkulasi jenis ini kecenderungan air untuk mendidih sangatlah kecil sekali karena tekanannya melebihi tekanan atmosfir yang berarti titik didihnya akan berada jauh diatas 100°C. (Maleev, 1982)

D.   Cara Kerja Radiator
Sistem sirkulasi sistem pendingin mesin dengan medium air adalah sebagai berikut: Ketika mesin baru akan dihidupkan (biasanya di pagi hari), suhu air pada radiator berkisar pada suhu ruang yaitu sekitar 23 0C. Ketika mesin dinyalakan, air yang berada di dalam blok mesin bersirkulasi dengan bantuan pompa  (water  pump)  melewati  selang  by  pass  tanpa  melewati  radiator. Karena lubang air menuju radiator masih ditutup oleh termostat, sementara itu lubang by pass yang letaknya berseberangan dengan lubang menuju radiator terbuka memungkinkan water pump mengalirkan air yang keluar dari blok mesin untuk kembali masuk ke dalam blok mesin untuk mendinginkan
silinder,  oli  mesin  dan  kepala  silinder.  Fase  ini  disebut  sebagai  fase pemanasan dimana air yang bersirkulasi di dalam blok mesin sengaja tidak di dinginkan agar suhu kerja mesin, berkisar di 850-900 C cepat tercapai.

Ketika mesin mencapai suhu kerja, temperatur air pada sistem sirkulasi fase pendinginan  pun  naik hingga  850-900   C.  Ketika  air  dengan  temperatur tersebut sampai ke rumah thermostat, thermostat yang oleh pabrikan diset untuk membuka pada suhu antara 850-900 C membuka, sehingga memungkinkan air dari blok mesin masuk ke radiator. Dengan membukanya thermostat, ujung dari thermostat tersebut menutup lubang by pass yang berseberangan dengan jalur keluar air. Dengan tertutupnya lubang by pass tersebut juga memungkinkan pompa air (water pump) untuk memompa air dari dalam radiator untuk menjaga temperatur kerja dari mesin tersebut. Air yang keluar dari blok mesin masuk ke radiator untuk didinginkan dengan bantuan tiupan angin dari fan, baik mekanik maupun elektrik. Fase ini disebut fase pendinginan. Di saat mesin berkerja pada putaran rendah, suhu kerja mesin turun dari 85 °C, maka otomatis thermostat kembali menutup untuk menjaga temperatur air tidak berkurang dari suhu kerja mesin, dan akan membuka kembali ketika suhu tersebut tercapai kembali. Kedua fase ini berpindahan secara bergantian bergantung dari temperatur mesin itu sendiri. (fahrurroziteknologi.blogspot.com).

E.   Komponen - Komponen Sistem Pendinginan Air
Sistem pendinginan air memiliki bagian-bagian yang bekerja secara integrasi satu dengan yang lainnya, komponen-komponen tersebut akan bekerja untuk mendukung kerja sistem pendinginan air, antara lain :
  • 1. Radiator
Radiator adalah alat yang berfungsi untuk mendinginkan air yang telah menyerap panas dari mesin dengan cara membuang panas air tesebut melalui sirip-sirip pendinginnya. (Suprapto, 1999)
Konstruksi radiator terdiri dari:

a. Tangki atas
b. Inti radiator
c. Tangki Bawah
d. Tutup Radiator
Gambar: Konstruksi radiator
  • 2. Pompa Air
Alat ini berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dengan jalan membuat perbedaan tekanan antara saluran isap dengan saluran tekan yang terdapat pada pompa. Jenis pompa air yang digunakan ialah pompa air sentrifugal.  Pompa  ini  dapat  berputar  karena  digerakkan  oleh  mesin melalui tali kipas (V - Belt). (Suprapto, 1999)

Gambar 2. Pompa air
  • 3. Kipas
Kipas berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator agar panas yang  terdapat  pada  inti radiator  dapat  dirambatkan  dengan  mudah  ke udara. Pemasangan kipas biasanya dibagian depan dari poros pompa air sehingga putaran kipas sama dengan putaran pompa air yang selanjutnya menyebabkan aliran udara sesuai dengan putaran mesin. Untuk menyesuaikan  antara  kecepatan putar  dari  mesin  dengan  kecepatan pengaliran udara yang dapat menyerap panas dari radiator, maka besar dan jumlah daun kipas dibuat sesuai dengan kebutuhan mesin untuk menghasilkan angin. (Remling, 1981)
Kipas pada konstruksi yang lain ada kalanya digerakkan menggunakan motor listrik, hal ini untuk mencegah terjadinya over cooling. Kerja dari motor listrik ini tergantung pada temperatur air pendingin yang mengatur aliran arus listrik dari baterai ke motor. Cara kerja dari sistem ini ialah apabila temperatur air pendingin naik mencapai 93° maka arus listrik akan mengalir yang mengakibatkan kipas akan berputar, dalam proses kerjanya sistem ini dilengkapi dengan relay dan water temperatur switch sebagai kontrol pengendalinya. Efek pendinginan yang maksimal terjadi pada jarak pemasangan  radiator  terhadap kipas pendingin  yang berdekatan ,halini timbul dikarena kanvolume udara yang dihasilkan oleh kipas pendingin akan semakin besar. Jarak pemasangan radiator itu sendiri berpengaruh pada proses pendinginan. (Suprapto, 1999)

Gambar:Kipas
  • 4. Katup Termostat
Secara ideal air pendingin bersirkulasi apabila suhu ideal mesin telah dicapai, dengan kata lain apabila air pendingin dibuat bersirkulasi pada suhu masih rendah maka suhu air pendingin  sukar mencapai idealnya. Untuk  tujuan  tersebut  maka  pada  sistem  pendingin  dilengkapi  dengan katup thermostat yang berfungsi sebagai penahan air pendingin pada suhu rendah dan membuka saluran air pendingin dari mesin ke radiator dan ke mesin pada saat mesin telah mencapai suhu idealnya. Pemasangan katup ini biasanya pada saluran air keluar dari mesin ke radiator yang dimaksudkan agar lebih mudah untuk melakukan proses kerjanya. Cara kerja dari katup thermostat ini ialah pada saat air pendingin suhunya masih rendah katup akan tetap pada posisi tertutup apabila temperatur air pendingin mulai naik sekitar 80°C sampai dengan 90°C lilin di dalam katup thermostat akan memuai dan menekan karet, keadaan ini akan mengubah  bentuk  dan  menekan  poros  katup  sehingga  akan membuat posisi   katup   menjadi   terbuka.   Untuk   mengatasi   tekanan   air   yang berlebihan pada saat katup thermostat masih tertutup, maka dibuatkan saluran pintas (by pass passage) ke saluran pompa air. (Remling, 1981)
Gambar: . Katup thermostat
  • 5. Mantel Pendingin
Mantel pendingin dapat digambarkan secara sederhana sebagai sebuah ruangan yang berada disekeliling silinder mesin dan kepala silinder mesin. Keberadaan bagian ini berfungsi untuk mendinginkan silinder dan kepala silinder mesin. Proses pertukaran panas berlangsung pada bagian ini, dimana panas yang berada pada silinder dan kepala silinder mesin akan diserap oleh air yang bersirkulasi melewati bagian mantel air ini. Mantel pendingin ini secara konstruksi berhubungan dengan tangki radiator. (Maleev, 1982)

F.   Cairan Pendingin
Fluida atau cairan pendingin yang biasa dipakai ialah air. Fluida ini dalam proses pendinginan akan bergerak atau disirkulasikan untuk mengambil panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin yang kemudian akan didinginkan pada radiator. Namun sebagai media penyerap panas, air ini mempunyai beberapa efek yang merugikan, antara lain:
  1. Air nantinya akan menimbulkan endapan kotoran pada saluran pendingin dan water jacket, kerusakan itu dapat berbentuk korosi/karat yang dalam jangka waktu yang relatif lama akan menimbulkan kerusakan.
  2.  Air  mempunyai  sifat  akan  membeku  pada  temperatur  yang  rendah, keadaan ini tentunya akan menyebabkan sirkulasi mengalami gangguan atau masalah.
  3.  Air juga berpotensi mengandung kapur yang dapat menyebabkan endapan dalam pipa-pipa radiator. Keadaan ini tentunya akan mengakibatkan penyumbatan pipa-pipa tersebut.
G.   Efektifitas Radiator
Metode perhitungan pada penelitian ini mengunakan rumus metode efektifitas pendinginan. Metode efektifitas mempunyai beberapa keuntungan untuk menganalisa perbandingan berbagai jenis penukar kalor dalam memilih jenis yang  terbaik  untuk  melaksanakan  pemindahan  kalor  tertentu. Efektifitas penukar kalor (Heat Exchange Effectiveness) didefinisikan sebagai berikut :
(Holman, 1999)

Untuk perpindahan kalor yang sebenarnya (actual) dapat dihitung dari energi yang dilepaskan oleh fluida panas/energi yang diterima oleh fluida dingin untuk penukar kalor aliran lawan arah.
Untuk  menentukan  perpindahan  kalor  maksimum  bagi  penukar  kalor  itu harus dipahami bahwa nilai maksimum akan didapat bila salah satu fluida mengalami  perubahan  suhu  sebesar  beda  suhu maksimum  yang  terdapat dalam penukar kalor itu, yaitu selisih suhu masuk fluida panas dan fluida dingin.

Fluida yang mungkin mengalami beda suhu maksimum ini ialah yang laju aliran fluida dinginnya minimum, syarat keseimbangan energi bahwa energi yang diterima oleh fluida yang satu mesti sama dengan energi yang dilepas oleh fluida yang lain. Jika fluida yang mengalami nilai laju aliran fluida dinginnya lebih besar yang dibuat, maka mengalami beda suhu yang lebih besar dari maksimum, dan ini tidak dimungkinkan. Jadi perpindahan kalor yang mungkin dinyatakan sebagai:
Perhitungan   efektifitas   dengan   fluida   yang   menunjukkan   nilai   fluida pendingin yang minimum, untuk penukar kalor lawan arah maka:
Secara umum efektifitas dapat dinyatakan secara umum sebagai:
Jika fluida dingin adalah fluida minimum, maka:
Penyederhanaan rumus di atas dilakukan dengan alasan bahwa penelitian ini hanya  mengambil  data berdasarkan  suhu  yang  bekerja  tanpa memperhitungkan nilai m (laju aliran massa) dan c (kalor spesifik).

H.  ALIRAN FLUIDA
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir bisa berupa cairan atau gas. Pemakaian mekanika kepada medium kontinu, baik benda padat maupun fluida adalah didasari pada hukum gerak Newton yang digabungkan dengan hukum gaya yang sesuai. 

Salah  satu  cara  untuk  menjelaskan  gerak  suatu  fluida  adalah  dengan membagi -bagi fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil yang dapat dinamakan partikel fluida dan mengikuti gerak masing-masing partikel ini.  Suatu  massa  fluida  yang  mengalir  selalu  dapat dibagi-bagi  menjadi tabung aliran, bila aliran tersebut adalah tunak, waktu tabung-tabung tetap tidak berubah bentuknya dan fluida yang pada suatu saat berada didalam sebuah tabung akan tetap berada dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran di dalam tabung aliran adalah sejajar dengan tabung dan mempunyai besar berbanding terbalik dengan luas penampangnya. (wikipedia prinsip bernoulli)
Debit  aliran  yang  dipergunakan  untuk  menghitung  kecepatan  aliran  yang melalui saluran terbuka dimana rumus debit aliran.
Q  = A . v    ...........................................(8)

Dimana :         Q adalah debit aliran (m3/s)

v adalah kecepatan aliran (m/s) 
A adalah luas penampang (m2)
Diasumsikan luas penampang permukaan adalah dinding radiator

ilmuteknikmesinindonesia.blogspot.com


Blog, Updated at: 9:12 AM
Powered by Blogger.